Kebocoran data intelijen Amerika Serikat (AS) yang terjadi baru-baru ini telah mencederai kepercayaan para sekutu Washington. Hal ini diungkapkan oleh mantan Wakil Menteri Pertahanan AS di bawah Presiden Barack Obama, Bill Lynn.
Apalagi dokumen yang bocor dalam media sosial Discord itu, berisi kebocoran dari dokumen Pentagon yang sangat rahasia. Itu membongkar metode intelijen, mengungkap strategi Amerika dalam perang Rusia-Ukraina, dan memunculkan berita terkait pemantauan Washington terhadap sekutu-sekutunya.
Kontrol Amerika atas rahasianya pun menjadi dipertanyakan di tengah dampak dari kebocoran intelijen yang paling merusak sejak pelanggaran Edward Snowden lebih dari satu dekade lalu. Lynn menyebut akan ada sumber-sumber intelijen yang berada dalam “bahaya” akibat hal ini.
“Sulit untuk mempercayai kami, dengan rahasia Anda, jika kita tidak dapat melindunginya,” kata Lynn seraya menggambarkan perasaan sekutu Washington dikutip CNBC International, Senin (17/04/2023).
“Ini memberi wawasan kepada Rusia tentang bagaimana kami mengumpulkan informasi itu, yang membahayakan sumber-sumber itu.”
Selain terkait Rusia-Ukraina, data itu juga berisi pengumpulan intelijen pada sekutu Amerika, termasuk Korea Selatan dan Israel. Ini dapat membuat beberapa rekan AS itu merasa tersinggung
“Sungguh menyedihkan bagi sekutu kami melihat informasi semacam itu disebarluaskan,” tambahnya.
“Selalu ada niat dalam intelijen untuk memberikan informasi kepada orang yang membutuhkannya agar dapat digunakan, dan kemudian melindunginya dari pengungkapan. Jelas, dalam kasus ini, kami tidak berbuat cukup untuk melindunginya.”
Sebelumnya, akibat kebocoran ini, beberapa sekutu AS pun menyatakan kekhawatirannya terkait dampak yang mungkin terjadi. Ini utamanya terkait Ukraina, dimana dokumen itu dapat menguak rencana perang Kyiv dengan Rusia.
“Kami mengharapkan AS untuk berbagi penilaian kerusakan dengan kami dalam beberapa hari mendatang, tetapi kami tidak dapat menunggu penilaian mereka. Saat ini kami melakukan sendiri,” kata seorang pejabat dari negara anggota Five Eyes intelligence-sharing arrangement yang selain AS juga beranggotakan Australia, Kanada, Selandia Baru, dan Inggris
Diketahui hingga kini potongan rahasia mata-mata dari dokumen AS masih terus dibagikan sejumlah media. Akhir pekan lalu, AS menangkap Jack Teixeira (21 tahun), seorang anggota berpangkat rendah dari Garda Nasional Udara Massachusetts yang diduga terkait kebocoran tersebut.