Peristiwa Langka, Harga Emas Antam Turun Sampai Rp 12.000

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)

Harga emas Antam terjun bebas pada perdagangan kedua pekan ini (18/4/23), mengekor penurunan drastis harga emas global. Di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung, harga emas Antam ukuran 1-gram melemah signifikan sebesar Rp. 12.000 menjadi Rp. 1.054.000 per batang.

Harga emas Antam yang turun hingga Rp 12.000 jarang terjadi. Pelemahan biasanya berkisar Rp 4.000-6.000. Sepanjang Maret-April tahun ini, hanya lima kali harga emas Antam turun lebih dari Rp 12.000 sehari.

Sementara, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam juga melorot dan ditetapkan sebesar Rp 948 ribu per gram, harga tersebut juga turun Rp. 12.000 dari perdagangan sebelumnya.

Harga emas Antam yang diperjual-belikan beragam dari segi ukurannya. Agar lebih jelasnya, simak data harga emas hari ini.

Anjloknya harga emas Antam mengekor harga emas dunia. Pada penutupan perdagangan Senin (17/4/2023), emas ditutup di posisi US$ 1.994,77 per troy ons. Harga sang logam mulia turun 0,41%.

Pelemahan juga membuat emas terlempar dari level psikologis US$ 2.000 per troy ons untuk pertama kalinya sejak 10 April atau sepekan terakhir.

Analis dari Kitco Metals, Jim Wyckoff, menjelaskan pelemahan emas disebabkan sejumlah faktor mulai dari ekspektasi pasar mengenai kebijakan The Fed hingga aksi profit taking.

Ekspektasi pasar mengenai kebijakan The Fed membuat dolar AS menguat danyieldsurat utang pemerintah AS naik tajam.

Indeks dolar menguat ke posisi 102,10 pada posisi penutupan perdagangan kemarin, tertinggi dalam lima hari terakhir.

Yieldsurat utang pemerintah AS tenor 10 tahun berada di posisi 3,59% kemarin, tertinggi sejak 10 Maret 2023.

“Penguatan dolar dan yield serta aksi profit taking trader yang mengambil untung membuat emas tertekan. Harga emas melemah,” tutur Wyckoff, kepadaReuters.

Dolar AS yang menguat membuat emas semakin mahal dan tidak terjangkau untuk investasi. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil atauyieldsehingga penguatanyieldmembuat emas kurang menarik.

Kendati melemah, Wyckoff masih percaya emas bisa menguat ke depan.

“Saya tidak akan terkejut jika emas akan mencetak rekor baru pada beberapa pekan kedepan,” ujarnya.

Salah satu penentu pergerakan emas adalah keputusan The Fed. Jika The Fed mulai melunak maka sang logam mulia diyakini akan mengangkasa.

Survei CME FedWatch menunjukkan 86% pelaku pasar bertaruh The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada Mei mendatang.
The Fed kemudian diperkirakan akan menahan suku bunga di Juni.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*